Silaturahmi dalam Islam Keutamaan dan Bahayanya Memutus Tali Kekerabatan (silaturahmi)
Silaturahmi dalam Islam dan Bahayanya Memutus Tali Kekerabatan Allah akan memgharamkan masuk surga
Silaturahmi adalah salah satu ajaran Islam yang sangat ditekankan. Menghubungkan dan menjalin silaturahmi dengan saudara yang memiliki pertalian darah atau keturunan adalah bagian dari kewajiban seorang Muslim. Tidak hanya sekadar anjuran, menjaga hubungan kekerabatan memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya, menyepelekan atau menyia-nyiakan silaturahmi memiliki dampak buruk, bahkan termasuk dosa besar dalam Islam.
1. Keutamaan Silaturahmi dalam Islam
Allah SWT dan Rasulullah ﷺ sangat menekankan pentingnya menjaga silaturahmi. Bahkan, silaturahmi menjadi sebab utama diperpanjangnya umur dan dilapangkannya rezeki.
a. Dalil dari Al-Qur'an
Allah SWT berfirman:
"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."
(QS. An-Nisa: 1)
Ayat ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan kekerabatan adalah bagian dari ketakwaan kepada Allah.
Allah juga memperingatkan ancaman bagi mereka yang memutus tali silaturahmi:
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah, lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya."
(QS. Muhammad: 22-23)
Memutus tali silaturahmi bukan hanya sekadar dosa, tetapi mendatangkan laknat dari Allah.
b. Hadits Rasulullah ﷺ tentang Keutamaan Silaturahmi
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain, Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Silaturahmi itu menggantung di ‘Arsy, ia berkata: Barang siapa menyambungku, maka Allah akan menyambung (rahmat-Nya) kepadanya. Dan barang siapa memutuskanku, maka Allah akan memutus (rahmat-Nya) darinya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits-hadits ini, kita bisa memahami bahwa silaturahmi memiliki dampak besar terhadap kehidupan seseorang:
- Mendatangkan keberkahan rezeki dan umur
- Menjadi sebab turunnya rahmat Allah
- Mencegah seseorang dari kebinasaan dan murka Allah
2. Silaturahmi yang Diperintahkan dalam Islam
Silaturahmi bukan hanya sekadar berkunjung atau saling menghubungi, tetapi juga mencakup beberapa aspek berikut:
a. Silaturahmi kepada Orang Tua dan Keluarga Dekat
Menghubungkan hubungan baik dengan orang tua, saudara kandung, paman, bibi, sepupu, dan kerabat lainnya adalah yang paling utama. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Ibu jari tangan kanan adalah orang tua, sedangkan jari-jari lainnya adalah saudara-saudara. Jika ibu jari terputus, maka jari-jari lainnya tidak bisa berfungsi dengan baik."
(HR. Ibnu Hibban)
Ini menggambarkan bahwa keluarga adalah pondasi utama dalam kehidupan seseorang.
b. Silaturahmi kepada Kerabat yang Jauh
Walaupun seseorang memiliki kerabat yang jauh, Islam tetap menganjurkan untuk tetap menjaga hubungan dengan mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan:
- Mengunjungi mereka secara langsung jika memungkinkan.
- Mengirim kabar melalui surat, telepon, atau media sosial.
- Memberikan bantuan jika mereka dalam kesulitan.
c. Silaturahmi dalam Bentuk Tolong-Menolong
Silaturahmi tidak hanya dalam bentuk komunikasi, tetapi juga dengan saling membantu dalam kebaikan. Islam mengajarkan bahwa membantu saudara yang membutuhkan adalah bentuk menjaga hubungan kekeluargaan yang dicintai Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang meringankan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan meringankan kesulitannya di akhirat."
(HR. Muslim)
3. Bahaya dan Dosa Memutus Silaturahmi
Sebaliknya, Islam sangat mengecam orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan, baik karena dendam, iri hati, atau kesombongan.
a. Termasuk Dosa Besar
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan betapa besarnya dosa memutus hubungan kekerabatan, sehingga dapat menghalangi seseorang masuk surga.
b. Penyebab Doa Tidak Dikabulkan
Orang yang memutus tali silaturahmi akan dijauhkan dari rahmat Allah dan doanya tidak akan dikabulkan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun kepada kaum yang di dalamnya ada orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan."
(HR. Ahmad)
c. Mendapat Laknat dari Allah
Sebagaimana dalam QS. Muhammad: 22-23, orang yang memutus silaturahmi mendapatkan laknat dan dijauhkan dari hidayah Allah.
4. Cara Menjaga dan Menguatkan Silaturahmi
Agar hubungan silaturahmi tetap terjaga, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Mengunjungi keluarga dan kerabat secara berkala, terutama saat hari raya atau momen-momen penting.
- Memaafkan kesalahan dan tidak menyimpan dendam.
- Mendoakan kebaikan untuk keluarga dalam setiap kesempatan.
- Mengirim hadiah atau bantuan jika mereka membutuhkan.
- Menghormati dan menyayangi keluarga tanpa membedakan status sosial atau ekonomi mereka.
- Menghindari perkataan atau perbuatan yang dapat merusak hubungan kekeluargaan.
Kesimpulan
- Silaturahmi adalah bagian dari ajaran Islam yang sangat penting.
- Menjaga hubungan baik dengan keluarga membawa keberkahan hidup, panjang umur, dan kelapangan rezeki.
- Memutus silaturahmi adalah dosa besar yang bisa menghalangi seseorang masuk surga dan menjadikannya terlaknat di dunia dan akhirat.
- Islam menganjurkan silaturahmi dalam berbagai bentuk, baik dengan kunjungan, bantuan, maupun komunikasi yang baik.
- Memaafkan kesalahan dan menghindari konflik adalah cara terbaik untuk menjaga hubungan kekeluargaan tetap harmonis.
Oleh karena itu, setiap Muslim harus menjalankan silaturahmi dengan baik, menguatkan hubungan kekeluargaan, dan menghindari segala hal yang dapat merusaknya.
Wallahu a’lam bish-shawab.

Komentar
Posting Komentar