Camptv

misi ibadah di bumiIklan 1 misi di bumi2

Misi Setelah Bulan Ramadhan

 


Kewajiban Setelah Ramadhan: Menjalankan Konsekuensi Dua Kalimat Syahadat

Wahai Saudaraku...

Ramadhan sebentar lagi berlalu, dan kita telah akan menyelesaikan ibadah puasa yang diwajibkan atas kita. Namun, ibadah di bulan Ramadhan bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk membentuk ketakwaan sebagaimana firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Namun, apakah ketakwaan itu hanya sebatas ibadah puasa? Apakah cukup setelah Ramadhan kita kembali kepada kebiasaan lama dan meninggalkan kewajiban-kewajiban Islam yang lain?

Tidak! Karena konsekuensi dari dua kalimat syahadat menuntut kita untuk berislam secara totalitas (kaffah), termasuk setelah Ramadhan.

I. Konsekuensi Dua Kalimat Syahadat Pasca Ramadhan

Mengucapkan La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah bukan sekadar ucapan lisan, tetapi memiliki tuntutan dan konsekuensi yang harus kita jalankan sepanjang hidup. Setelah Ramadhan, kita tidak boleh kembali kepada kelalaian, tetapi harus mewujudkan syahadat dalam kehidupan dengan menjalankan kewajiban berikut:

1. Menjaga Ketakwaan dengan Melaksanakan Seluruh Syariat Islam

Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102)

Ketakwaan tidak hanya di bulan Ramadhan, tetapi harus dijaga setiap saat dengan menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

➤ Takwa tidak hanya sebatas sholat, puasa, dan zakat, tetapi juga dalam kehidupan sosial, ekonomi, hukum, dan politik.

Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim menjelaskan:

"Takwa adalah menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya dalam semua aspek kehidupan, bukan hanya dalam ibadah ritual."

2. Menegakkan Islam Secara Kaffah dalam Segala Aspek Kehidupan

Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)

➤ Ramadhan mengajarkan kita ketaatan total kepada Allah, bukan hanya dalam ibadah pribadi, tetapi juga dalam hukum dan sistem kehidupan.

➤ Konsekuensi syahadat adalah menolak semua sistem selain Islam, termasuk demokrasi, kapitalisme, dan sekularisme, karena semua itu bertentangan dengan tauhid.

Imam Al-Qurtubi dalam Tafsir Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an menegaskan:

"Masuk ke dalam Islam secara kaffah berarti menerima semua hukum Allah tanpa memilah-milah. Jika seseorang hanya mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian, maka ia belum benar-benar bertakwa."

3. Menegakkan Syariat Islam di Masyarakat

Allah SWT berfirman:

“Barang siapa tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.” (QS. Al-Ma’idah: 44)

➤ Setelah Ramadhan, kita harus memperjuangkan tegaknya hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupan.

➤ Islam tidak hanya mengatur ibadah, tetapi juga politik, ekonomi, sosial, dan pemerintahan.

Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ al-Fatawa berkata:

"Syahadat tidak hanya diucapkan, tetapi harus diwujudkan dengan berhukum kepada syariat Islam secara menyeluruh. Menolak hukum Allah berarti menolak konsekuensi syahadat."

4. Menjaga Persaudaraan Islam dan Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Allah SWT berfirman:

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kalian menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, serta kalian beriman kepada Allah...” (QS. Ali Imran: 110)

➤ Kita tidak boleh hanya beribadah secara individual, tetapi juga harus menyeru keluarga, tetangga, dan masyarakat kepada Islam yang kaffah.

Meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar berarti meninggalkan konsekuensi syahadat.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin berkata:

"Jika amar ma’ruf nahi munkar ditinggalkan, maka umat akan dikuasai oleh kebatilan, dan Islam akan semakin tertindas."

5. Berjuang untuk Tegaknya Khilafah sebagai Institusi Pelaksana Syariat Islam

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Imam (khalifah) itu laksana perisai, di mana orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

➤ Dalam sejarah Islam, puasa Ramadhan, zakat, haji, dan hukum Islam lainnya tidak dapat berjalan sempurna tanpa adanya khilafah sebagai institusi yang menegakkan syariat Islam.

➤ Setelah Ramadhan, kita wajib berjuang untuk mengembalikan kepemimpinan Islam yang menerapkan hukum Allah secara menyeluruh.

Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkam As-Sulthaniyyah menegaskan:

"Khilafah adalah kepemimpinan yang wajib untuk menjaga agama dan mengatur dunia dengan hukum Islam. Tanpa khilafah, banyak hukum Islam yang akan terabaikan."

II. Kesimpulan: Jangan Biarkan Ketakwaan Ramadhan Sia-sia!

Wahai saudaraku...

Jangan biarkan ketakwaan yang kita bangun selama Ramadhan menjadi sia-sia karena kita kembali kepada kehidupan yang jauh dari Islam. Mari kita wujudkan konsekuensi syahadat dengan:

Menjalankan Islam secara totalitas (kaffah)
Menegakkan hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupan
Melanjutkan amar ma’ruf nahi munkar
Berjuang untuk tegaknya khilafah yang akan menerapkan syariat Islam secara sempurna

Jika kita hanya berpuasa tanpa memperjuangkan tegaknya Islam kaffah, maka tujuan takwa yang diinginkan Allah tidak akan pernah terwujud.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang benar-benar merealisasikan syahadat dalam kehidupan. Aamiin.

Baca Juga

Komentar

Peluang pahala lainnya

Dua Kalimat Syahadat

Program Thepos Gratis