Camptv

misi ibadah di bumiIklan 1 misi di bumi2

Memperbaharui Dua Kalimat Syahadat Pondasi Segala Amal Ibadah

 


Memperbaharui Dua Kalimat Syahadat dan Konsekuensinya

Wahai Saudaraku...

Dua kalimat syahadat adalah pintu masuk ke dalam Islam dan dasar utama diterimanya seluruh amal ibadah kita di sisi Allah SWT. Tanpa syahadat yang benar dan diterima, segala amal ibadah, termasuk shalat, puasa, zakat, dan haji, tidak akan memiliki nilai di hadapan Allah. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami konsekuensi dari syahadat dan memperbaharuinya jika ada keraguan atau penyimpangan dalam pemahamannya.

I. Pentingnya Memperbaharui Syahadat

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Perbaharuilah iman kalian.” Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana cara memperbaharui iman kami?’ Beliau bersabda, ‘Perbanyaklah mengucapkan La ilaha illallah.’” (HR. Ahmad dan Al-Hakim)

Hadis ini menunjukkan bahwa keimanan seorang Muslim perlu diperbaharui, karena bisa melemah atau tercampuri oleh syirik, nifaq, atau kejahilan.

Imam An-Nawawi dalam Syarh Muslim menjelaskan:

"Memperbaharui iman berarti terus menerus membersihkan hati dari segala bentuk kesyirikan, keraguan, dan penyimpangan dalam aqidah serta memperkuat keyakinan kepada Allah dan Rasul-Nya."

Oleh karena itu, syahadat bukan hanya diucapkan sekali dalam hidup, tetapi harus dijaga, diperbaharui, dan diwujudkan dalam kehidupan secara totalitas.

II. Konsekuensi Dua Kalimat Syahadat

Mengucapkan La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah bukan hanya sekadar kalimat, tetapi memiliki konsekuensi besar, di antaranya:

1. Mengingkari Segala Bentuk Kesyirikan dan Kekufuran

Allah SWT berfirman:

“Maka barang siapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada tali yang sangat kuat...” (QS. Al-Baqarah: 256)

➤ Syahadat menuntut pengingkaran total terhadap segala sistem kufur, termasuk demokrasi, liberalisme, sekularisme, dan hukum buatan manusia, karena semua itu bertentangan dengan tauhid.

Ibnu Taimiyyah berkata dalam Majmu’ al-Fatawa:

"Syahadat bukan hanya mengucapkan 'La ilaha illallah', tetapi juga mengingkari segala bentuk peribadatan kepada selain Allah, termasuk berhukum dengan selain syariat-Nya."

2. Berislam Secara Kaffah (Menyeluruh)

Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)

➤ Syahadat menuntut kita untuk berislam secara total, tidak setengah-setengah. Ini berarti kita wajib meninggalkan hukum jahiliyah dan menerima Islam sebagai satu-satunya pedoman hidup, termasuk dalam sistem pemerintahan, ekonomi, sosial, dan hukum.

3. Menjadikan Rasulullah sebagai Satu-satunya Sumber Syariat

Allah SWT berfirman:

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka ambillah. Dan apa yang dilarangnya, maka tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr: 7)

➤ Mengucapkan Muhammadur Rasulullah berarti kita harus meneladani Rasulullah ﷺ dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam metode dakwah dan perjuangan Islam. Tidak boleh kita mengambil sistem lain selain Islam dalam mengatur kehidupan.

Imam Al-Ghazali berkata dalam Ihya’ Ulumuddin:

"Tidak sempurna keislaman seseorang sampai ia menjadikan Rasulullah sebagai satu-satunya rujukan dalam seluruh aspek kehidupannya, termasuk dalam politik dan pemerintahan."

4. Wajib Menegakkan Syariat Islam dalam Seluruh Aspek Kehidupan

Allah SWT berfirman:

“Barang siapa tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.” (QS. Al-Ma’idah: 44)

➤ Seorang Muslim yang benar-benar mengucapkan syahadat harus menolak berhukum dengan selain hukum Allah, termasuk hukum buatan manusia dalam demokrasi dan sekularisme.

Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitab Asy-Syakhshiyyah Al-Islamiyyah berkata:

"Menegakkan hukum Allah secara menyeluruh adalah konsekuensi dari syahadat. Jika seseorang masih mendukung sistem kufur seperti demokrasi, maka ia wajib memperbaharui syahadatnya karena telah terjatuh dalam penyimpangan besar."

III. Kapan Harus Memperbaharui Syahadat?

Seorang Muslim wajib memperbaharui syahadatnya jika ia terjerumus dalam hal-hal yang membatalkan syahadat, seperti:

  1. Mendukung atau ikut serta dalam sistem kufur seperti demokrasi dan sekularisme.
  2. Berpaling dari hukum Allah dan lebih memilih hukum manusia.
  3. Menyetujui ide-ide liberalisme, pluralisme, atau feminisme yang bertentangan dengan Islam.
  4. Meremehkan syariat Islam dan tidak menjadikannya sebagai pedoman hidup.

IV. Bagaimana Cara Memperbaharui Syahadat?

Para ulama menjelaskan bahwa memperbaharui syahadat tidak harus di depan saksi, tetapi harus dilakukan dengan hati yang ikhlas dan penuh kesadaran.

  1. Mengucapkan syahadat dengan penuh kesungguhan:

    “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”

  2. Meninggalkan semua bentuk kesyirikan dan kekufuran.

  3. Berkomitmen untuk menjalankan Islam secara kaffah.

  4. Menegaskan kembali bahwa hanya hukum Allah yang harus diterapkan dalam kehidupan.

Imam Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin berkata:

"Memperbaharui syahadat harus diiringi dengan pertaubatan dari segala bentuk kesyirikan dan penyimpangan, serta bertekad untuk hidup sesuai dengan hukum Allah."

V. Seruan untuk Memperbaharui Syahadat

Wahai saudaraku, wahai keluargaku, wahai kaum Muslimin...

Hubungan kita sebagai saudara dalam darah dan nasab tidak ada artinya di hadapan Allah jika kita tidak terikat oleh dua kalimat syahadat dengan benar.

Jika selama ini kita masih mendukung hukum buatan manusia, masih ragu untuk berislam secara total, atau masih menjalankan demokrasi yang kufur, maka kita wajib memperbaharui syahadat kita sebelum ajal menjemput.

Mari kita kembali kepada Islam yang murni, mari kita hidup di bawah naungan syariat Allah secara kaffah, dan mari kita perjuangkan tegaknya hukum Allah di muka bumi!

Kesimpulan

  1. Syahadat harus dihayati, diucapkan, dan diwujudkan dalam kehidupan secara total.
  2. Memperbaharui syahadat wajib dilakukan jika seseorang telah terjerumus dalam kesyirikan atau sistem kufur.
  3. Islam harus diterapkan secara kaffah, termasuk dalam sistem hukum dan pemerintahan.
  4. Setiap Muslim wajib menolak sistem kufur seperti demokrasi dan menggantinya dengan syariat Islam.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai Muslim yang benar-benar memahami dan mengamalkan syahadat dengan sempurna. Amin.

Baca Juga

Komentar

Peluang pahala lainnya

Dua Kalimat Syahadat

Program Thepos Gratis